Pon-Pes. Salafiyyah Syafi'iyyah Wonokromo, Gondang, Tulungagung, Jawa-Timur didirikan oleh KH. Ahmad Nahrowi pada tahun 1952 M. Beliau adalah kyai karismatik. Putra dari H. Murodi.
KH. Ahmad Nahrowi berguru kepada Syekh Jazuli Usman pendiri Pon-Pes Salafiyyah Al Falah Ploso Kediri. Sejak berguru kepada Syekh Jazuli Utsman, saking sederhananya beliau cuma memakai baju, sarung, kaos dalam dan celana cuma satu. Walaupun orang tua beliau sangat kaya di desa Wonokromo. Setelah KH. Ahmad Nahrowi pulang ke kampung halaman beliau memberika ilmu pada masyarakat sekitar. Akhirnya banyak masyarakat Tulungagung, terutama masyarakat Kecamatan Gondang menimba ilmu kepada beliau. Lambat laun, beliau mendirikan Pondok Pesantren Salafiyyah Syafi'iyyah Wonokromo. KH. Ahmad Nahrowi mendirikan pondok di usia muda, yaitu berusia 25 tahun, setelah mempersunting ibu nyai umi kulsum dari Blitar. Beliau wafat diusia 52 tahun, ada yang mengatakan usia 50 tahun wallohu a'lam. Setelah beliau wafat, perjuangan beliau diteruskan oleh KH. Muhyiddin Salim (menantu), KH. Zainal Ansori (putera) dan KH. Saifuddin Zuhri (putera) sampai sekarang.
Pondok Pesantren Salafiyyah Syafi'iyyah Wonokromo memegang metode salaf, kegiatannya antara lain:
a. Mengkaji kitab kuning
- Fathul Qarib
- Fathul Mu'in
- Fathul Wahab
- Tafsir Jalalain
- Al ihya Ulumuddin
- Alfiyyah Ibnu Malik
b. Ekstra Kurikuler
- Musyawarah Taqrib
- Musyawarah Fathul Mu'in
- Musyawarah Fathul Wahab
- Sorog Kitab dan Al qur'an bin Nadzor
c. Kegiatan Madrasah tingkat:
- ibtida'iyyah
- Tsanawiyyah
- Aliyyah
Semua untuk banin dan banat.
Diantara nasehat-nasehat dari KH. Ahmad Nahrowi kepada santrinya :
1. Lee, dadi santri iku kudhu komplit, koyok dhene tukang jamu
2. Santri lek ijek wedhi karo klelape berang, mondhoko neh sampek 12 tahun.
3. Dadi Santri iku ojo demenane dadi cantrek alias kuli atau pembantu.
Sekian sejarah singkat Almaghfurlah KH. Ahmad Nahrowi.
Wallohul Muwafiq ila aqwamith thoriq.
KH. Ahmad Nahrowi berguru kepada Syekh Jazuli Usman pendiri Pon-Pes Salafiyyah Al Falah Ploso Kediri. Sejak berguru kepada Syekh Jazuli Utsman, saking sederhananya beliau cuma memakai baju, sarung, kaos dalam dan celana cuma satu. Walaupun orang tua beliau sangat kaya di desa Wonokromo. Setelah KH. Ahmad Nahrowi pulang ke kampung halaman beliau memberika ilmu pada masyarakat sekitar. Akhirnya banyak masyarakat Tulungagung, terutama masyarakat Kecamatan Gondang menimba ilmu kepada beliau. Lambat laun, beliau mendirikan Pondok Pesantren Salafiyyah Syafi'iyyah Wonokromo. KH. Ahmad Nahrowi mendirikan pondok di usia muda, yaitu berusia 25 tahun, setelah mempersunting ibu nyai umi kulsum dari Blitar. Beliau wafat diusia 52 tahun, ada yang mengatakan usia 50 tahun wallohu a'lam. Setelah beliau wafat, perjuangan beliau diteruskan oleh KH. Muhyiddin Salim (menantu), KH. Zainal Ansori (putera) dan KH. Saifuddin Zuhri (putera) sampai sekarang.
Pondok Pesantren Salafiyyah Syafi'iyyah Wonokromo memegang metode salaf, kegiatannya antara lain:
a. Mengkaji kitab kuning
- Fathul Qarib
- Fathul Mu'in
- Fathul Wahab
- Tafsir Jalalain
- Al ihya Ulumuddin
- Alfiyyah Ibnu Malik
b. Ekstra Kurikuler
- Musyawarah Taqrib
- Musyawarah Fathul Mu'in
- Musyawarah Fathul Wahab
- Sorog Kitab dan Al qur'an bin Nadzor
c. Kegiatan Madrasah tingkat:
- ibtida'iyyah
- Tsanawiyyah
- Aliyyah
Semua untuk banin dan banat.
Diantara nasehat-nasehat dari KH. Ahmad Nahrowi kepada santrinya :
1. Lee, dadi santri iku kudhu komplit, koyok dhene tukang jamu
2. Santri lek ijek wedhi karo klelape berang, mondhoko neh sampek 12 tahun.
3. Dadi Santri iku ojo demenane dadi cantrek alias kuli atau pembantu.
Sekian sejarah singkat Almaghfurlah KH. Ahmad Nahrowi.
Wallohul Muwafiq ila aqwamith thoriq.