Sabtu, 27 Januari 2018

Setelah Wahyu Tak Turun Lagi, Apakah Tugas Jibril?

Setelah Wahyu Tak Turun Lagi, Apakah Tugas Jibril?
(via infoyunik.com)
Sumber: NU Online
Pertanyaan
Assalamu alaikum wr. wb.
Redaksi Bahtsul Masail NU Online, sebagaimana kita ketahui, Jibril adalah satu dari sepuluh malaikat (yang wajib diketahui) yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para rasul. Di zaman sekarang, sudah tidak ada lagi nabi dan rasul (secara zhahir; alias meninggal) yang berhak menerima wahyu Allah. Lantas, bagaimana dengan nasib Malaikat Jibril dengan tugasnya tersebut? Apa iya malaikat Jibril sudah nganggur lantaran sudah tidak ada lagi nabi dan rasul penerima wahyu? Mohon jawabannya kiai, karena hamba benar-benar makhluk yang berstatus al-faqir. Wassalamu ‘alaikum wr.wb. (Rasyid)

Jawaban
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah SWT. Sebagaimana yang sudah maklum bersama bahwa Jibril merupakan malaikat yang diberi tugas untuk menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Seiring dengan berakhirnya wahyu, maka tugasnya pun berakhir.

Dari sini kemudian muncul pertanyaan yang agak provokatif, apakah setelah tugas menyampaikan wahyu Jibril menjadi malaikat pengangguran? Tentu jawabanya adalah tidak, sebab tugas malaikat Jibril bukan hanya sebatas menyampaikan wahyu, tetapi ada tugas-tugas lain yang diembannya.

Dalam Kitab Al-Haba`ik fi Akhbaril Mala`ik yang ditulis oleh Jalaluddin As-Suyuthi terdapat pembahasan mengenai empat panglima malaikat yang mengelola urusan dunia. Dalam hal ini ia menghadirkan pelbagai macam riwayat, salah satunya adalah riwayat Ibnu Abi Hatim, Abus Syekh, dan Al-Baihaqi dari Ibnu Sabith.

Dalam riwayat tersebut dikatakan bahwa ada empat malaikat diberi tugas untuk mengelola dunia. Dari empat malaikat tersebut adalah Jibril yang salah satu tugasnya adalah mengurusi angin, Mikail mengurusi urusan hujan dan tumbuh-tumbuhan, dan Izrail diberi tugas mencabut nyawa. Sedang Israfil diberi tugas untuk menyampaikan perintah kepada mereka.

رُؤُوسُ الْمَلَائِكَةِ الْأَرْبَعةِ اَلَّذِينَ يُدَبِّرُونَ أَمْرَ الدُّنْيَا. (أَخْرَجَ) ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ وَأَبُو الشَّيْخِ فِى الْعُظْمَةِ وَالبَيْهَقِيُّ فِى الشُّعَبِ عَنِ ابْنِ سَابِطٍ قَالَ: يُدَبِّرُ أَمْرَ الدُّنْيَا أَرْبَعَةٌ : جِبْريلُ وَ مِيكَائِيلُ وَ مَلَكُ الْمَوْتِ وَ إِسْرَافِيلُ فَأَمَّا جِبْرِيلُ فَوُكِّلَ بِالرِّيَاحِ وَ الْجُنُودِ وَ أَمَّا مِيكَائِيلُ فَوُكِّلَ بِالْقَطْرِ وَ النَّبَاتِ وَ أَمَّا مَلَكُ الْمَوْتِ فَوُكِّلَ بِقَبْضِ الْأَرْوَاحِ وَ أَمَّا إِسْرَافِيلُ فَهُوَ يَنْزِلُ بِالْأَمْرِ عَلَيْهِمْ

Artinya, “Empat panglima malaikat yang mengurusi urusan dunia. Ibnu Abi Hatin dan Abus Syekh meriwayatkan dalam kitab Al-‘Uzhmah dan Al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman dari Ibnu Sabith ia berkata, ‘Empat Malaikat yang mengurusi urusan dunia yaitu Jibril, Mikail, Malaikat Maut, dan Israfil. Jibril diserahi untuk mengatur angin dan para tentara, Mikail diserahi untuk mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan, Malaikat Maut diserahi untuk mencabut nyawa, sedangkan Israfil diserahi tugas menyampaikan perintah kepada mereka,” (Lihat Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Haba`ik fi Akhbaril Mala`ik, Beirut, Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, cetakan pertama, 1985 M/1405 H, halaman 16).

Tugas lain yang diemban Jibril adalah memenuhi hajat atau kebutuhan manusia. Dalam sebuah riwayat Al-Baihaqi dari Tsabit dikatakan bahwa Allah mendelegasikan Jibril untuk mengurusi hajat manusia.

Apabila orang mukmin berdoa, Allah menahan Jibril sejenak untuk mengabulkan doanya. Hal ini terjadi karenak Allah senang mendengarkan lantunan doa orang Mukmin. Lainnya halnya apabila yang berdoa adalah orang kafir, maka Allah langsung mengintruksikan kepada Jibril untuk segara memenuhinya. Hal ini karena Allah tidak menyukai mendengar lantunan doanya.

وَأَخْرَجَ الْبَيْهَقِيُّ عَنْ ثَابِتٍ قَالَ بَلَغَنَا أَنَّ اللهَ تَعَالَى وَكَّلَ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بِحَوائِجِ النَّاسِ، فَإِذَا سَأَلَ الْمُؤْمِنُ ، قَالَ يَا جِبْرِيلُ: احْبِسَ حَاجَتَهُ فَإِنِّي اُحِبُّ لِدُعَائِهِ، وَإِذَا دَعَا الْكَافِر، قَالَ يَا جِبْرِيلُ أَقْضِ حَاجَتَهُ فَإِنِّي أُبْغِضُ دُعَائَهُ

Artinya, “Al-Baihaqi meriwayatkan dari Tsabit, dia berkata, ‘Telah sampai kepadaku riwayat yang menyatakan bahwa Allah SWT mendelegasikan Malaikat Jibril AS dalam urusan memenuhi hajat hidup manusia. Apabila seorang Mukmin berdoa, maka Allah pun berkata kepada Jibril AS, ‘Wahai Jibril! Tahan dulu untuk memenuhi hajatnya karena Aku sungguh sangat senang mendengar lantunan doanya.’ Apabila orang kafir berdoa, Allah pun berkata kepadanya, ‘Wahai Jibril! Penuhi apa yang menjadi hajatnya karena sesungguhnya Aku tidak suka mendengar lantunan doanya,’’” (Lihat Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Haba`ik fi Akhbaril Mala`ik, Beirut, Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, cetakan pertama, 1985 M/1405 H, halaman 24).

Dua riwayat di atas dalam pandangan kami sudah cukup untuk menjawab pertanyan penanya. Simpulannya adalah bahwa setelah selesai menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul, bukan berarti kemudian malaikat Jibril tidak melakukan apa-apa. Sebab, tugas yang diembannya bukan hanya sebatas itu tetapi masih ada tugas-tugas lainnya. Contohnya adalah seperti dikemukakan dalam dua riwayat di atas.

Demikian jawaban dari kami semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,
Wassalamu alaikum wr. wb.

Gus Mus: Lulusan Pesantren Harus Jadi Manusia Yang Utuh

KH Ahmad Mustofa Bisri Sumber:  NU Online Jombang,  NU Online Para santri diharapkan mampu memahami segala persoalan yan...